Sunday 17 July 2016

Jogjakarta Part 5: Cafe Bertema Alam vs Cafe Minimalis

Hari terakhir di Jogjakarta. That saddest moment is when holiday comes to an end..

Biasanya hari terakhir liburan, gua ga akan ke tempat objek wisata yang terlalu jauh, apalagi duit di dompet udah menipis. paling disekitar Kota aja.

OOTeDe banget nih pit?

Udah siap jalan-jalan!

Keluar hotel, baru nyadar di depan hotel ternyata ada street art. Street art di Jogjakarta engga kalah keren dari Penang. Mantap.

Yang sangat disayangkan adalah mental orang Indonesia yang masih dengan gampangnya buang sampah di pinggir jalan dan mengganggu pemandangan.  

 Fotonya sih udah keren, tapi sampah dimana- mana. Yaelah.


"This wall looked better with graffiti" indeed, yes it is!

Sadly those trashes ruined it. Human has only one brain but i thought they need the new one that actually works, really works. Seriously.

Sadarlah wahai kalian yang masih suka buang sampah di jalanan dan enggak ngerasa malu sama sekali.

Buang sampah sembarangan itu enggak keren tapi malah nunjukin kalo otak kalian enggak berfungsi dengan bener. Camkan itu!

-----------------------Batas ngomel-ngomel----------------------- 

Gua sama cici lanjut jalan kaki ke salah satu tempat nongkrong yang lagi happening di Jogjakarta yaitu Semesta Cafe.

Lokasinya enggak terlalu jauh dari hotel. Sekitar 20 menit jalan kaki udah nyampe.

Penampilan luar Semesta Cafe memang enggak meyakinkan, tapi kalo udah masuk. Kalian bakal disuguhkan suasana yang luar biasa.

Penampakan dalam Semesta Cafe.

Semesta Cafe ini adalah Cafe bertema alam. Di semua sisi Cafe dihiasi pot yang berisi tanaman hijau bahkan sampai atap Cafe pun didekorasi dengan tanaman.

Di tengah-tengah ada pohon besar yang enggak ditebang buat menambah suasana alam di Cafe ini. Nature at it's best.


Selain itu di dalem Cafe juga ada 1 buah air mancur dan alunan musik yang bikin pengunjung rileks dan betah untuk duduk berlama-lama.

Cafe ini cocok banget buat pecinta alam dan orang-orang yang udah bosen dengan Cafe yang berAC dan tertutup.

Adeeeemmm..

Untuk menu di Cafe ini ada bermacam-macam, dari makanan yang berat sampai ringan. Harganya pun relatif murah dibanding Cafe-cafe di Jakarta.

 Menu Semesta Cafe. (Google)

 Selamat makan!

Menu yang gua pesan adalah nasi putih dan ayam geprek sedangkan cici pesan indomie semesta dengan sepiring tahu sumedang.

Di Cafe ini untuk pemesanan makanan atau minumannya harus ke kasir dan langsung bayar sebelum makanan dan minuman diantar.

Mungkin mereka trauma sama pengunjung yang makan terus main kabur gitu aja tanpa bayar..


Ayam Gepreknya ntap bet dah.

Ayam Geprek ini mungkin bersaudara sama Ayam Gepuk Pak Gembus di Jakarta.

Karena bentuknya yang mirip, bedanya adalah untuk ayam geprek, tulang-tulang ayamnya udah dipisahin semua dari daging. Makannya pun enggak repot.

Dan tentunya yang bikin enak yaitu cabenya yang pedes banget bikin lidah menggelinjang ena-ena. ((MENGGELINJANG ENA-ENA))

I recommend you all to eat this, if you happen to come to this Cafe. Enak parah! suer dah.

Indomie belahan jiwaku.

Selang 1 jam makan ayam geprek. Gua order makanan lagi, sepiring indomie double dengan sebutir telor, sosis ayam dan sepiring jamur crispy.

Ya Buddha.... Ini perut macem apa sih kok enggak ada kenyang-kenyangnya.. Abang yang nganterin makanan bisa geleng-geleng pala liat gua makan.

Untung Cafenya lagi sepi, jadi gua bisa bebas makan dengan brutal tanpa diliatin dengan ekspresi aneh. 

Jamur Crispi.

Untuk yang mau ngopi-ngopi di Cafe ini, Semesta Cafe terletak di Jalan Abu Bakar Ali 2, Kota Baru, Jogjakarta. Buka setiap hari selama 24 jam. Jadi kalian bisa datang kapanpun dan jangan lupa untuk nyicipin kopinya yang enak!

Saking terlalu nyamannya Cafe ini dan karena Wi-Fi yang kenceng. Ga berasa hari udah sore.


Tugu Jogjakarta.

Gua berencana pindah ke Cafe-cafe lain yang unik sekalian nyari suasana baru. Setelah searching dengan bantuan suhu Google, ketemulah satu Cafe bernama Blanco Coffee & Books.


Masih sepi..

Lagi-lagi disambut Cafe yang dihiasi pot tanaman gantung. Apakah dalamnya bertema alam juga? Let's see..

Anyway di depan Cafe ada tempat khusus untuk parkir sepeda. Beginilah kerennya Jogjakarta, masih banyak anak muda yang pergi ke Cafe dengan bersepeda.


Bagian dalam Cafe.

Konsep desain interior di Blanco Coffee ini tergolong minimalis, sederhana dan cozy. Ukuran Cafe pun cenderung kecil, kira-kira hanya bisa menampung sekitar 30an orang.

Di dalam Cafe juga disediakan Rak buku yang besar lengkap dengan macam-macam buku buat para pengunjung yang mau membaca.

Itulah kenapa ada embel-embel "Books" di nama Cafe ini.

Meja ukuran besar buat yang mau meeting dan bekerja dan meja-meja kecil buat pengunjung yang sekedar pengin nongkrong atau membaca.

Dinding Cafe juga dihiasi dengan beberapa lukisan, foto-foto dan pajangan dengan quote berunsur Cafe untuk memaksimalkan dekorasi Cafe.

Desain Cafe yang simple. Suka!


Setelah dapet tempat duduk, gua ke bagian kasir untuk memesan minuman. Karena jarang minum kopi akhirnya gua mesen Double Expresso yang gua sendiri enggak tau bentuknya seperti apa.

Kopi pun diantar, ternyata cuma segelas kopi kecil dan isinya cuma setengah. I was like "what the heck?!" kopi begini mah bikin kembung pun enggak..

Karena enggak puas dengan kopi pertama, gua pun pesen lagi kopi kedua. Kali ini Cappucino Latte and finally it's a big one.

2 gelas kopi untuk 1 orang. Yea, i love coffee that much. *padahal salah mesen* 

Setelah kejadian salah pesen kopi, kejadian absurd yang lain pun dimulai.

Di mana ada Sutris, disitulah kejadian absurd terjadi - Sutris, 22 Tahun.

Kebiasaan yang gua lakukan setiap kopi datang adalah tanya password Wi-Fi. Pertanyaan wajib yang harus gua tanyakan.

Si Bloon: Mas, password Wi-Finya apa ya?
Mas Cafe: masih yang dulu mas..
Si Bloon: saya baru pertama ke sini.
Mas Cafe: passwordnya "masihyangdulu" m-nya besar mas.. *lalu pergi dengan cengegesan*

Terjadilah hening panjang..
Hening yang sangat panjang..
Sumpah awkward moment of the day banget.

Kenapa sih lu enggak ngedong-ngedong Sut? Hah? Enggak bosen malu-maluin terus? *keplak pala sendiri*

DALEM HATI MASNYA PASTI BERSABDA: "INI ANAK KOK BLOON AMAT YA HAHHAHAHAHAHAHAHHHAHAHAHAHAHHA!"

Udah.. Udah cukup ketawain guanya. Let's move on, okay?


Makin malem makin banyak anak-anak muda dan mahasiswa yang datang ke Cafe untuk nongkrong atau kerjain tugas bareng.

Wa mah sendiri dong. Udah biasa bray. Siap.

Buat kalian yang suka Cafe yang minimalis, tenang dan cozy. Blanco Coffee & Books adalah Cafe yang tepat.

Blanco Coffee & Books terletak di Jalan.Kranggan No.30, buka setiap hari dari pukul 07.00 pagi - 01.00 dini hari. Kalian juga bisa mengunjungi Instagram mereka buat liat-liat di @blancoyk.


Waktu udah semakin malam dan mendekati jadwal kereta api untuk pulang ke Jakarta.

Gua pun jalan kaki pulang ke Hotel buat meet up sama cici dan ambil barang-barang yang dititip lalu pergi ke Stasiun Kereta Api.

Tugu Jogjakarta di malam hari.

Fotonya sore-sore karena malem gelap cuy..

Now holiday is officially over, i need to admit that Jogjakarta is the ones heartwarming town that i adored so far.

Entah kenapa Kota ini punya pesona sendiri untuk para traveller termasuk gua.

Gua pun berjanji dengan diri sendiri untuk balik secepatnya ke Kota ini dan explore lebih banyak lagi tempat yang asik. Wait for me ya, Jogjakarta :)